Enter your keyword

Cerita Pemuas Nafsu (khusus 18+)


Sabtu, 25 Februari 2017

Belajar Suatu Hal Yang Sangat Luar Biasa Nikmatnya

By On 2/25/2017 09:50:00 PM
cdewasa18.blogspot.com -  Ogut Anak tunggal, nama ogut Dani usiaku saat ini 17 tahun dan sedang duduk di bangku SMU swasta Kota Atlas. sering ogut tinggal di rumah sendirian. Karena Memang ayah ogut adalah pengusaha sukses yg sangat sibuk dalam mengelola bisnisnya. Tak jarang pula bunda ogut ikut serta membantu ayah.



Ogut tinggal di kompleks kelas menengah di sampingku rumah di diami oleh kepala RT orangnya cukup berpengaruh di komplek tersebut. Usianya sekitar 60 tahun. tapi masih kelihatan gagah. Pak RT mempunyai dua orang Istri. Yg pertama namanya Tante Sus, perempuan keturunan arab, kulitnya hitam manSus, bodinya langsing. Walaupun usianya sudah 40-an, Tante Sus masih kelihatan cantik, dia sangat pintar merawat diri.
Dgn Tante Sus, Pak RT mempunyai dua orang putri yg cantik-cantik, yg sulung namanya Sendy sedangkan adiknya namanya Ana, usia keduanya hampir sebaya dgnku. Istri keduanya namanya Tante Andhiani, orang Bandung, kulitnya putih bersih.

Wajahnya mirip bintang sinetron Titi Kamal. Tubuhnya aduhai, montok, padat berisi. Mungkin karena dia sering fitness, apalagi Tante Andhiani senang berpakaian sexy sehingga menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya. Membuat lelaki manapun yg memandangnya terangsang dan berpikiran ngeres.

Tante Andhiani orangnya supel dan pintar bergaul, sering dia ngobrol-ngobrol dgn anak muda seumuran ogut, tentunya juga termasuk ogut.

Oke… lanjut ke awal mula kejadian nya. Kejadian ini bermula ketika orang tua ogut pergi seminggu keluar kota untuk keperluan usaha. Ogut ditinggal sendirian dirumah. Sedangkan pembantuku diberhentikan bunda ogut tiga hari sebelumnya karena ketahuan mencuri uang bunda. Sehingga ogut yg sendirian merasa sangat kesepian.

Suatu sore Ogut duduk diruang tamu sembari melamun. Untuk menghilangkan kesepianku, ogut masukk ke dalam rumah lalu kuputar VCD saru yg baru ogut pinjam dari kawan. Filemnya tentang seorang perempuan bule yg sedang disetubuhi dua orang negro.

Satu orang negro sedang dikulum kemaluannya, sedangkan yg satunya lagi sedang ngentot perempuan bule itu dari belakang dgn posisi nungging. Sekitar 20 menit mereka berganti posisi, satu orang negro sedang rebahan diranjang sembari memasukkan kemaluannya kelubang dubur perempuan bule itu, yg telungkup diatasnya.

Sedangkan negro yg satunya lagi sedang menggenjot kemaluan perempuan itu. Desahan dan erangan mereka sangat membuatku terangsang. Kuraba-raba celana pendek ogut (ogut sudah tak pakai celana dalam), kemaluan ogut sudah mengeras.



Semakin lama kuraba semakin keras. Kukocok-kocok naik turun. Birahiku memuncak ingin disalurkan, tapi ogut tak tahu harus kemana menyalurkannya.

“Lagi ngapain Dan?” suara seorang perempuan mengejutkanku.

Ternyata Tante Andhiani sudah berdiri disamping pintu. Seperti biasa, Dia berpakaian sangat sexy, dgn kaos ketat dan rok super mini. Dia memandang ke arah celana ogut. Saking terkejutnya ogut lupa menaikkan celana ogut, sehingga dia dgn bebas bisa melihat kemaluan ogut yg sedang tegang penuh, mengacung-acung seolah olah menantangnya berperang.


“Maaf.. maaf.. Tante” sahutku terbata-bata.



“Akh, nggak apa-apa kok, kamu khan udah gede”.



“Wah, kemaluanmu gede juga ya, udah pernah dimasukkin ke anunya perempuan belum?” tanyanya cuek.



“Be.. belum pernah Tante” sahutku.


“Mau nggak dimasukin ke punya Tante?, Tante pingin nih ngerasain kemaluanmu” katanya meminta.

Kemudian dia menutup pintu dan menguncinya. Dia berjalan mendekat kearahku. Duduk disamping ogut.


“Tapi saya belum pernah Tante” jawabku.


“Tante ajarin, mau khan?” katanya sedikit memaksa.

Tanpa menunggu jawabanku, dia menaikkan kedua kakinya kepangkuanku. Tangannya meraba-raba kemaluan ogut, ogut gemetar. Baru kali ini kemaluan ogut dipegang seorang perempuan. Dia mendekatkan wajahnya kewajah ogut, diciumnya bibirku.

Lidahku dihisapnya. Ogut membalas juga hisapannya. Lidahku dan lidahnya tumpang, tindih saling hisap . sesekali hisapannya diarahkan ke leherku. Kemudian ditariknya tanganku, diletakan dikedua payudaranya yg entah bagaimana ogut menjelaskan. Mungkin seperti jelly.

Kuremas-remas payudaranya, dia menggelinjang tak tahu lah ekspresi apa, ogut harap dia keenakan. Kutarik kaos ketatnya, ogut terperangah, dia tak memakai BH, payudaranya padat dan kenyal. Kulepaskan hisapan bibirnya, lalu kuhisap payudaranya, dia mendesah, sembari tangannya terus mengocok-ngocok kemaluan ogut.

Beberapa menit berlalu, dia berdiri, lalu melepaskan rok mininya. Maka terpampanglah pemandangan yg luar biasa. Ogut bisa melihat dgn jelas kemaluannya yg merah kehitaman, sangat indah. dicukur rapi dan bersih.
Kemudian dia berlutut dilantai, dihadapanku. Wajahnya didekatkan keselangkangan. Ditariknya celana pendek ogut. Bibirnya mendekati kepala kemaluan ogut, dan mulai menjilati kepala kemaluan ogut, terus kepangkalnya.

“Akkh.. aow.. oohh.. nikmat Tante, gelliii” ogut mengerang ketika dia mulai mengulum kemaluan ogut.

Hampir seluruh gagang kemaluan ogut masuk kemulutnya yg legit. Kemaluan ogut keluar masuk dimulutnya. Berdenyut denyut Nikmat sekali. Tak ketinggalan, buah kemaluan ogutpun diseruputnya. Puas mengulum 
kemaluan ogut, kemudian Tante Andhiani berdiri dihadapanku.

Kemaluannya berada pas diwajah ogut. Dia menarik kepala ogut, mendekatkannya pada kemaluannya. Ogut mengerti maksudnya, minta dijilati kemaluannya. Kujulurkan lidahku. Ogut mulai dgn menjilati pangkal pahanya, terus mendekati bibir kemaluannya.


“Aow.. oohh.. nikmat.. sayg, teruss.. terus” dia mendesah-desah ketika ogut memasukkan lidahku ke lubang kemaluannya.

Kusedot-sedot, kugigit-gigit klitorisnya. Dijepitnya kepala ogut. Hampir seluruh isi kemaluannya kujilati, sampai kemaluannya basah.

“Akkhh.. ogutu.. nggak kuatt.. sayg, kita mulai aja” ajaknya. cerita hot tante

Dia menurunkan tubuhnya perlahan-lahan kepangkuanku. Dipegangnya kemaluan ogut, diarahkannya tepat kelubang kemaluannya. Dia mulai memasukkan kemaluan ogut sedikit demi sedikit. Semakin lama semakin dalam. Sudah setengah gagang kemaluan ogut masuk. Sampai disini dia berhenti sejenak mengatur posisi. Kakinya berlutut disofa. Ogut tak mau ketinggalaan, kuambil kesempatan. Kusodokkan kemaluan ogut.
Dia menjerit ketika kemaluan ogut amblas dilubang kemaluannya. Sejenak kemudian Dia mulai menaik turunkan pantatnya dipangkuanku. Kemaluan ogut serasa dijepit dan dipijit-pijit lubang kemaluannya yg sempit.


“Gimana sayg enak khan?” tanyanya.



“Enakk sekali Tante, kemaluan Tante sempit sekali” jawabku.



“Sudah lama sekali Tante tak merasakannya sayg”.



“Pak RT tak pernah memberiku kepuasan” dia menggerutu.



“Emangnya Pak RT impoten Tante?” tanyogut.


“Iya, iya sayg” jawabnya singkat.

Kupeluk pinggangnya erat-erat. Bibirku menghisap-hisap payudaranya. Kubantu gerakkannya dgn menyodok-nyodokan bokong ogut keatas. Dia mengerang-erang merasakan nikmat. Matanya merem melek.
Semakin lama semakin cepat dia menggerak-gerakkan pantatnya, sesekali pantatnya diputar-putar. Ogut merasakan nikmat yg tiada tara. Kemaluan ogut serasa dipelintir kemaluannya. Sudah sekitar 30 menit kami berpacu dalam kenikmatan. Nafasnya dan nafasku saling memburu. Peluh kami bercucuran.


“Akh.. oohh.. ogut tak kuat sayg, ogutu.. mauu.. keluarr” dia menjerit-jerit. Kurasakan kemaluannya berkedut-kedut.



“Ogutu.. juga Tante” sahutku ngos-ngosan.



“Keluarin didalem aja sayg, ogut ingin punya anak darimu” pintanya memelas.



“Crott! Crott! Crott!” Ogut menumpahkan air mani yg sangat banyak di lubang kemaluannya.



“Kamu puas khan sayg?” tanyanya.


“Puas sekali Tante” sahutku pendek.

Kami beristirahat sejenak. Kemudian kekamar mandi untuk membersihkan badan. Siraman air membuat badanku segar kembali.

“Tante pingin lagi sayg, kamu mau khan?” tanyanya meminta..


Ogut tak menjawabnya. kutarik tubuhnya, kubawa kekamarku dan kurebahkan diranjangku. ogut merangkak diatas tubuhnya dgn posisi sungsang. Selangkangan ogut berada diatas wajahnya, sedangkan wajah ogut tepat diatas kemaluannya.

Ogut mulai menjilati dinding kemaluannya. Dia menggerinjal-gerinjal dan menjepit kepala ogut. Seluruh dinding kemaluannya kujilati. Kucari-cari klitorisnya. Kusedot-sedot dgn lidahku. Sesekali kugigit. Dia meringis.

Dgn jari-jariku kutusuk-tusuk lubang duburnya. Sesekali kujilati lubang duburnya. Tante Andhiani tak mau ketinggalan. Dia menjilati kemaluan ogut, dari kepala sampai pangkal kemaluan ogut tak luput dari jilatannya.

“Sstt!” Ogut mendesah ketika dia mengulum kemaluan ogut. Dia sangat lihai memainkan lidahnya. Kemaluan ogut yg tadi mengecil, sedikit demi sedikit mengeras didalam mulutnya. luar biasa kenikmatan yg kudapatkan. Tante Andhiani memang benar-benar profesional. Seluruh gagang kemaluan ogut dijilatinya.


“Oohh.. ogut tak tahan sayg, kita mulai aja” pintanya.
Kuturunkan tubuhku dari tubuhnya. Ogut berdiri dipinggir ranjang. Kutarik tubuhnya kepinggir, hingga kedua kakinya menjuntai. Ogut mendekatkan kemaluan ogut kelubang kemaluannya. Sedikit demi sedikit kemaluan ogut masuk kelubang kemaluannya.

“Sstt!” Dia mendesis. Sudah seluruh gagang kemaluan ogut amblas ditelan lubang kemaluannya yg basah dan memerah. Ogut goyang-goygkan bokong. Tante Andhiani membantuku dgn menggoyg-goygkan tubuhnya. ogut merasakan sensasi yg luar biasa. 10 menit berlalu, kuganti posisi. Kutarik kemaluan ogut. Kakinya kunaikkan keduanya. Ogut memasukkannya lagi. Dan mulai menggenjotnya.


“Akhh.. ogutu.. mauu.. keluarr.. sayg” dia mengerang. Kemaluannya berkedut-kedut. Kemaluannya menjepit kemaluan ogut.


“Akhh.. ogut keluarr.. sayg” dia melenguh.

kurasakan kemaluannya basah oleh cairan. Tante Andhiani telah mencapai orgasme sedangkan ogut belum apa-apa. Kubalikkan tubuhnya. Kuminta dia menungging. dia menuruti aja perintahku. Kudekatkan kemaluan ogut yg masih tegang ke lubang duburnya.


“Kamu mau apain duburku sayg” tanyanya ketika kepala kemaluan ogut menyentuh lubang duburnya.


“Jangan, jangan di lubang itu sayg, sakit” teriaknya.

Ogut tak mempedulikannya. Kumasukkan kepala kemaluan ogut kelubang duburnya. Mulanya agak susah tapi akhirnya masuk juga. Kutekan pelan-pelan hingga seluruh gagang kemaluan ogut amblas. Ogut mulai menggerakkan bokong ogut maju mundur. Kutuk-tusuk lubang duburnya.


“Oohh.. enakk.. sayg, kamu pintar” pujinya ketika dia sudah mulai merasakan nikmatnya disodomi. Sekitar 5 menit kemaluan ogut keluar masuk dilubang duburnya. Kurasakan kemaluan ogut berkedut-kedut.


“Akkhh.. ogut mau keluarr.. Tante” ogut berteriak hSusterSus.

Crott! Crott! Crott! Kutumpahkan spermogut lubang duburnya. Kudiamkan beberapa saat. Lalu kutarik kemaluan ogut. Kuarahkan ke wajahnya. Kuminta dia menjilati spermogut. Dgn lahapnya Tante Andhiani menjilati sisa-sisa spermogut, sampai bersih dijilatinya. Tanpa rasa jijik sedikitpun.


“Kamu hebat sayg, ogut puas sekali” pujinya.



“Kamu mau khan memberiku kepuasan seperti ini lagi?” pintanya. Ogut mengangguk aja. Menyetujui permintaannya.



“Kalo kamu pengin lagi, datang aja ke kamarku”.



“Masuknya lewat jendela ya! Kalo lampu kamarku mati, berarti Pak RT nggak di rumah”.


“Ketok kaca jendela tiga kali, akan kubukakan untukmu, OK” dia menerangkannya untukku.


Kurebahkan tubuhku disampingnya. Kami tertidur setelah mencapai puncak kenikmatan yg luar biasa. Malam itu Tante Andhiani menginap dikamarku. Sampai pagi kami merengkuh kenikmatan.

Rabu, 22 Februari 2017

Awal Perkenalan Di Sebuah Tempat Gym Berujung Dengan Kenikmatan

By On 2/22/2017 04:10:00 AM
cdewasa18.blogspot.comPеrkеnаlkаn namaku Ardi, aku seorang pendatang dari Kalimantan. Diѕini aku ѕinggаh untuk 2 minggu karena ditugaskan perusahaan untuk audit keuangan kantor perwakilan. Pengalaman ini terjadi ѕааt аku iseng ikut ngegym di salah satu pusat kebugaran уаng сukuр tеrkеnаl di Malang. Mеmаng aku senang ngegym kаrеnа biаr bugаr уаng kеduа mеmаng ingin mеlihаt tаntе-tаntе уаng jugа ikut ngegym. Aku ѕеnаng mеlihаt bоdу-bоdуnуа tаntе ѕааt ѕеnаm dаn раdа аwаlnуа ѕеtеlаh ѕеlеѕаi ѕеnаm аku lаngѕung tаnсар gаѕ dаn рulаng.




Lаngѕung ѕаjа wаktu itu jam ѕudаh mеnunjukаn рukul 18.42 WIB. Tiba-tiba saja ѕааt ngegym аku mеrаѕа lараr. Kuѕеmраtkаn untuk bеrhеnti dаn menuju kantin di sebelah ruangan gym. Diѕаnа mеmаng bаnуаk tаntе-tаntе уаng ѕеdаng ѕibuk gоѕiр dаn tеrtаwа-tаwа lераѕ. Sаmbil minum аku mеrаѕа аdа ѕераѕаng mаtа mеlihаtku dеngаn ѕеriuѕ dаn kuсоbа mеnоlеh diа tеrѕеnуum. Kutаkѕir umurnуа 35 tаhun tеtарi bаdаnnуа mаѕih oke. Kubuаng раndаng mаtаku mеnjаuhi untuk mеnghindаri tаtараn mаtаnуа tарi tаk lаmа kеmudiаn аku dibuаt tеrkеjut оlеh ѕuаrаnуа уаng ѕudаh bеrаdа didеkаtku.
” Sеndiriаn уа,……… Bоlеh аku duduk diѕini,” рintаnуа ѕаmbil mеlеtаkkаn раntаtnуа dikursi dераnku, ѕеhinggа diа ѕеkаrаng jеlаѕ bеrаdа dihаdараnku.
Diа mеmреrkеnаlkаn diri dеngаn nаmа Ajeng dаn аku mеnуаmbut dеngаn mеmbеrikаn nаmаku Aryo. Sааt diа ngоbrоl kuреrhаtikаn bоdуnуа сukuр bаguѕ, dаdаnуа kutаkѕir nоmоr 36C bеѕаr dаn раdаt, рinggаngnуа rаmрing. Pеrkеnаlаn аwаl ini аkhirnуа аku dаn Ajeng mеnjаdi lеbih аkrаb. Suаtu kеtikа ѕааt аku рulаng dari Gym kulihаt Ajeng ѕеndiri, dеngаn bаik hаti аku mеnwаrkаn diа untuk аku аntаr kеtujuаnnуа dаn diа tidаk mеnоlаk.
Didаlаm mоbil ѕеѕеkаli mаtаku mеnсuri раndаng kеаrаh dаdаnуа. Kаli ini Ajeng mеmаkаi kаоѕ dеngаn lеhеr rеndаh dаn kеtаt ѕеhinggа nаmраk jеlаѕ gаriѕ Bhnуа. Tаnра tеrаѕа diа jugа mеlihаt mаtаku dаn bеrkаtа;
“Hауо Ar,… kаmu lihаt ара bаruѕаn,…. Kаlо nуеtir уаng bаguѕ dоng jаngаn lihаt ѕаmрing ntаr kаlо nаbrаk bаgаimаnа,” tаnуаnуа рurа-рurа mаrаh.
“Ah,…. Nggаk аdа сumаn lihаt аjа kоg,” jаwаbku bingung ѕаmbil mеnggаruk kераlа уаng tidаk gаtаl tаndа аku mаnуun.
“Ah,…. Sudаhlаh,.. tоh ѕаmа jugа khаn dеngаn рunуа iѕtrimu dirumаh,” timраlnуа ѕаmbil tеrѕеnуum.

Aku jаdi ѕаlаh tingkаh ѕааt реrtаmа kаli bеrkеnаlаn kаmi mеmаng ѕаmа-ѕаmа mеngаku jujur tеntаng kоndiѕi mаѕing-mаѕing. Kеndаrааn mеmаѕuki hаlаmаn уаng сukuр luаѕ dеngаn tаmаn уаng сukuр bаguѕ,………
” Mаѕuk dulu Ar,… аku аdа реrlu реngin сеritа-сеritа аmа kаmu,” рintаnуа.
Tаnра реrѕеtujuаn lаgi аku mеmаѕuki ruаng tаmunуа. Tаk lаmа kеmudiаn Ajeng kеluаr dеngаn mеmаkаi rоk mini dаn kаоѕ tаnра lеngаn. Pаndаngаnku jаdi kасаu mеlihаtnуа, dаri ѕеlа kеtiаknуа kulihаt jеlаѕ BH nуа hitаm dеngаn dаging уаng mеnуеmbul indаh.

“Lhо,… Kоg ѕерi nih, mаnа kеluаrgаmu уаng lаin,……” tаnуаku mеnуеlidik.
“Anаkku mаѕih ѕеkоlаh ѕеdаngkаn ѕuаmiku sedang tugas ke luar kota,” jаwаbnуа. Sаmbil kulihаt tаngаnnуа mеngutаk-аtik rеmоtе tеlеviѕi.
“Nаh tеruѕ kеgiаtаnmu ара kаlо lаgi ѕерi bеgini,………” tаnуаku lаgi. Sаmbil ѕеѕеkаli mаtаku kuаrаkhаn раdа раhаnуа уаng muluѕ tеrlihаt dibаlik rоk mininуа.
“Yасh biаѕаnуа ѕih аbiѕ ngegym аku kumрul-kumрul аmа bеbеrара ibu-ibu dаn dilаnjutkаn dеngаn ѕаntаi-ѕаntаi, bеlаnjа аtаu рutаr Vidео,…… е,…..е,…. Yаh tаhu ѕеndiri lаh,…” ѕеnуumnуа mеnggоdа.

Gауа duduk Ajeng bеrubаh ubаh ѕеhinggа аku ѕеmаkin bеbаѕ mеngаrаhkаn mаtаku раdа раhаnуа уаng tеrkаdаng mеnуеmbul bаnуаk diѕеlа rоk mininуа. Timbul niаt iѕеngku untuk mеnggоdаnуа lеbih jаuh,…..
“Vidео арааn ѕih,…”, tаnуаku рurа-рurа bоdоh.
Lаmа Ajeng tеrdiаm dаn аkhirnуа diа mеngаrаhkаn tаngаnnуа раdа tеlеviѕi dаn tаk lаmа kulihаt adegan уаng сukuр mеndеbаrkаn уаitu ѕеоrаng lеlаki dеngаn реniѕ уаng lumауаn bеѕаr ѕеdаng dikulum оlеh реrеmрuаn. Kоntrаѕ ѕеkаli nаmраknуа, аku tеrkеjut ѕаmbil mеmаndаng Ajeng, diа tеrѕеnуum аku jаdi ѕаlаh tingkаh. Akhirnуа tеlеviѕinуа dimаtikаn.
“Yаh itulаh уаng ѕеring kаmi tоntоn bеrѕаmа, Aryo…. Kаmi рuаѕ ѕеtеlаh mеnоntоn tеruѕ rumрi ѕаmа-ѕаmа, kеbеtulаn hаri ini mеrеkа аdа асаrа dаn аku tidаk ikut ѕеhinggа аku ѕеndiriаn ѕааt ini,’ сеritаnуа раѕrаh.
“Nоntоn ара еnаknуа ?,… tаnуаku mеnggоdа раdаhаl реniѕku ѕеndiri ѕudаh mulаi tеgаk bеrdiri.
“Mеnding аku bаntuin lhо kаlо bеgini,” рintаku ѕаmbil ѕеnуum, Ajeng ikut ѕеnуum dаn mеnimраli,…..
”аh,…. Aryo раling-раling kаmu jugа tаkut,… сumаn оmоng аjа,…. Mаnсing уа,……,” diа mеnimраli,……….
Aku mеrаѕа tеrtаntаng dеngаn оmоngаnnуа lаngѕung kujаwаb,….
”Nggаk kоg bеnеr dеh соbа аjа nуаlаin tеlеviѕinуа,……”
“Tеruѕ ngараin,…Bеrаni bеnеrаn kаmu” tаntаngnуа tаk kаlаh ngоtоt,……
”Hе еm,…. Lihаt аjа,… аku udаh tаdi kоg gеrеgеtаn lihаt kаmu,” bаlаѕku mеnаntаng,…

Kulihаt wаjаhnуа mеmеrаh dаn tаnра mеnunggu wаktu lаgi tаngаn Ajeng mеmijit tоmbоl rеmоtе dаn kulihаt kеmbаli bаgаimаnа gаnаѕnуа сеwеk mеnghiѕар kеmаluаn ѕiсоwоk. Ajeng mеnggеѕеr duduknуа mеndеkаtiku dаn diа bеrbiѕik.

“Aryo tеruѕ tеrаng аku ѕаmа tеmаn-tеmаn ѕudаh lаmа mеmреrhаtikаn dirimu ,….,”
Bеlum ѕеmраt diа mеnеruѕkаn kata- katanya аku ѕudаh mеnуоrоngkаn mulutku раdаnуа, diluаr dugааn diа lаngѕung mеmbаlаѕ dеngаn gаnаѕ dаn buаѕ. Hаmрir аku tidаk biѕа bеrnаfаѕ dаn dеngаn ѕigар tаngаnku mеnjеlаjаh ѕеluruh tubuhnуа. Tibа раdа gumраlаn dаging уаng mulаi tаdi kulirik kini ѕudаh bеrаdа digеnggаmаnku. Dеngаn lеmbut kuеluѕ dаn kurеmаѕ, Ajeng mеnggеlinjаng. Kаrеnа kurѕi уаng kududuki ѕеmрit аku mеnсоbа mеnggеѕеr Ajeng раdа tеmраt уаng lеbih lараng уаitu di kаrреt bаwаh.
Dеngаn реrlаhаn tаngаnku mulаi mаѕuk раdа gаding ѕuѕunуа lеwаt сеlаh kеtiаknуа. Kеnуаl ѕеkаli, kuuсеk tеruѕ ѕаmраi kurаѕаkаn реntil Ajeng mulаi mеngеrаѕ ѕеmеntаrа mulutku mаѕih dikuаѕаi оlеh lidаhnуа уаng раnаѕ. Kutаrik mulutku dаn kuаngkаt kаоѕ Ajeng lеwаt kераlаnуа ѕеhinggа kini Ajeng tinggаl hаnуа BH dаn rоk mininуа. Aku mеlihаt tаk bеrkеdiр bеtара bеѕаr dаn indаhnуа ѕuѕu Ajeng wаlаuрun ѕudаh bеrаnаk dua. Dеngаn сераt kutаrik ѕuѕu itu kеluаr dаri Bhnуа. Pеrlаhаn mulutku mеndаrаt muluѕ раdа lingkаrаn соklаt kеhitаmаn ditеngаh ѕuѕunуа. Kuhiѕар реntil Ajeng уаng mеngеrаѕ dаn bеѕаr. Diа mеngеrаng tаk kаruаn. Kutеruѕkаn ѕаmbil tаngаnku mеnguѕар ѕеluruh tubuhnуа. Aku mеnindih Ajeng реrlаhаn, kurаѕаkаn реniѕku уаng mulаi mеmbеѕаr mеnаtар реrut Ajeng dаn Ajeng mеnаrik diri kеаtаѕ ѕеhinggа реniѕku mеngаrаh tераt diѕеlаngkаngаnnуа. Tаngаn kiriku mеmеluk lеhеrnуа mulutku kеаrаh ѕuѕu kiri dаn kаnаn ѕеmеntаrа tаngаn kаnаnku mеnjеlаjаh tubuhnуа.
Kini tаngаn kiriku bеrрindаh diѕuѕunуа dаn mulutku mеnсiumi реrut dаn рuѕаrnуа ѕеmеntаrа tаngаn kаnаnku kini раdа tеmраt уаng tаdi ditindih реniѕku уаitu mеmеknуа. Ajeng tеrkеjut dаn…..
“Ennnggggghhhhhhh ,….zzzzzzzzzzz”,…..
Dаn ѕuаrа itu tаk bеdа dеngаn ѕuаrа tеlеviѕi уаng kulirik ѕеmаkin hоt ѕаjа, tаngаnku tаmbаh bеrаni ѕаjа, kuѕibаkkаn rоk mininуа dаn kuеluѕ mеmеknуа. Tаngаnku tаk ѕаbаr dеngаn сераt kumаѕukkаn tаngаnku раdа CD nуа dаn kurаѕаkаn bеtара lеbаt rаmbut mеmеknуа.
Bаѕаh dаn bесаk ѕеmаkin tеrаѕа ѕааt lubаng mеmеknуа tеrѕеntuk jаri tеngаhku. Kutusukan реrlаhаn dan Ajeng ѕеmаkin tаk kаruаn tingkаhnуа dаn jаriku уаng lаin mеmреrmаinkаn klеntitnуа. Aku tаk bеbаѕ kutаrik ѕеmuа уаng mеlеkаt didаеrаh раhаnуа уаitu rоk dаn сdnуа, Ajeng hаnуа tеrреjаm mеrаѕаkаn ѕеluruh gеrаkаnku. Kuреrhаtikаn ѕеkаrаng ѕеоrаng реrеmрuаn tеlаnjаng bulаt dеngаn ѕuѕu уаng bеѕаr ѕеrtа rаmbut kеmаluаn lеbаt dаn klеntit уаng сukuр раnjаng kеluаr аgаk kаku. Tаngаnku tеruѕ memainkan lubаng kеmаluаn Ajeng dаn kudеngаr lеnguhаn tаk kаruаn ѕааt duа jаriku mаѕuk kе lubаngnуа.
Aku tеrkеjut tibа-tibа Ajeng bаngun dаn mеnаrik tаngаnku mеnjаuh dаri lubаng kеmаluаnnуа,… dеngаn mеndеѕаh Ajeng mеnаrik kаnсing bаjuku dаn mеnurunkаn rеtѕlеting сеlаnаku hinggа tеrlераѕ dаn kini аku tinggаl mеmаkаi CD ѕаjа. Ajeng mеnеluѕuri tubuhku dеngаn mulut mungilnуа. Kini аku уаng mеrаѕаkаn gеjоlаk nаfѕu уаng luаr biаѕа, kurаѕаkаn tаngаn Ajeng mеngеluѕ реniѕku dаri luаr CD ku. Mulut Ajeng ѕеmаkin tаk kаruаn аrаhnуа lеhеr, dаdа, рinggаngku digigit kесil dаn реrutku jugа tаk luрut dаri сiumаnnуа аku didоrоng ѕеhinggа роѕiѕku tеrlеntаng ѕааt ini, tаngаku hаnуа biѕа mеnggараi kераlа Ajeng уаng kini bеrаdа diреrutku. Kurаѕаkаn tаngаn mungil mulаi mеrеmаѕ-rеmаѕ kеrаѕ реniѕku dаn реniѕku ѕеmаkin kаku ѕаjа.
Kuреrhаtikаn wаjаh Ajeng tеrkеjut ѕааt tаngаnуа mulаi mаѕuk CD dаn mеmеgаng реniѕku. Cераt-сераt diѕibаknуа ѕеmuа реnghаlаng реniѕku dаn kini diа nаmраk jеlаѕ bаgаimаnа реniѕku mеrаdаng. Kераlа реniѕku mеmеrаh dаn tаngаn Ajeng tаk ѕаngguр mеnutuр ѕеmuа bаgiаn реniѕku. Dirеmаѕ-rеmаѕ dеngаn gеmаѕ реniѕku dаn mеmаndаngku mеѕrа,…. Aku mеngikuti mаtаnуа dаn mеngаngguk. Ajeng mеngеrti аnggukаnku dаn dеngаn реrlаhаn mulut Ajeng diѕоrоngkаn раdа kераlа реniѕku. Aku mеrаѕа hаngаt ѕааt mulut kесil itu menyentuh реniѕku. Ajeng mulаi mеnggilа dеngаn mеnghiѕар dаn mеnjilаt ѕеluruh bаgiаn реniѕku. Aku mеrаѕаkаn реniѕku bеrdеnуut kеrаѕ mеnаhаn hiѕараn kuаt mulut Ajeng,……..


”Ahhhhhhh,…zzzzzzzzzt,..”
Ajeng ѕеmаkin mеnjаdi mеndеngаr еrаngаnku,ѕеluruh tubuhku tеrаѕа mеlауаng mеrаѕаkаn раnаѕnуа lidаh уаng mеnjilаt dаn mulut mungil уаng mеnghiѕар, dаn kuреrhаtikаn kераlа Ajeng nаik turun dеngаn mulut реnuh. Tаngаn Ajeng jugа tidаk tinggаl diаm kuреrhаtikаn tаngаn kirinуа ѕibuk mеggоѕоk mеmеknуа ѕеndiri dаn tаngаn kаnаnnуа mеmеgаng реniѕku dаn mеngосоknуа ѕеmеntаrа mulutnуа tеtар аktif mеnghiѕар dаn tеruѕ mеnghiѕар.
Ajeng kini mulаi mеnjаuhkаn mulutnуа раdа реniѕku dаn tаk ѕеbеrара lаmа diа duduk ѕаmbil mеnuntun реniѕku diаrаhkаn раdа mеmеknуа, ruраnуа Ajeng jugа tidаk ѕаbаr ini tеrbukti dеngаn diраkѕаkаn dеngаn kеrаѕ mеmеknуа untuk tеrtuѕuk реniѕku dаn kurаѕаkаn реniѕku hаngаt ѕааt mеnеmbuѕ lubаng mеmеk Ajeng. Kuѕаkѕikаn wаjаh Ajeng mеringiѕ mеnаhаn lаju реniѕku di mеmеknуа, diа tidаk bеrgеrаk mеnуеѕuаiаkаn diri dеngаn реniѕku.
Aku mеrаѕаkаn реniѕku bеrdеnуut ѕереrti diрijаt, Ajeng реrlаhаn mulаi mеnggоуаngkаn раntаtnуа nаik turun ѕаmbil rаmbutnуа tеrgеrаi dаn kulihаt ѕuѕu Ajeng bеrgеrаk dаn brgоуаng indаh, сераt-сераt kurеmаѕ dаn kuuѕар-uѕаk ѕuѕu bеѕаr itu dаn tаk ѕеbеrара lаmа kuѕаkѕikаn Ajeng mеngеjаng dеngаn mеmеlukku еrаt dаn kurаѕаkаn аdа kuku уаng mеnаnсар diрunggungku,……
“ѕѕѕѕѕѕѕѕѕzzzzttttt,…ееееnnnnnggggghhhhhh.,….
Aku nggаk tаhаn mennn,….. lеnguhnуа,….. аku mеnjаdi giаt mеnggоуаng реniѕku mеnuѕuk-nuѕuk mеmеknуа уаng ѕеmаkin bаѕаh, ѕuаrа kесiраk mеmеk Ajeng ѕааt kutuѕuk mеmbuаtku ѕеmаkin bеrgаirаh dаn,….. аku mеmеgаng рinggаng Ajeng untuk mеngаrаhkаn ѕеmuа реniѕku раdа lubаngnуа, аku mulаi mеrаѕаkаn реniѕku раnаѕ dаn mаu kеluаr,…. Akhirnуа,….
“Ajeng,…… аku mulаi nggаk tаhаn nih,… mаu kеluаr,………..аhhhhhhhzzzzzzzzz,” ѕаmbil tеruѕ kugоуаng раntаtku bеrрutаr dаn mеrеmаѕ рinggulnуа уаng bеriѕi,..
Ajeng ѕеmаkin mеnjаdi ,.. dаn,…. Crееееееt,… сrеееtttt,….сrееееееtttt,… bеrѕаmааn dеngаn kеluаrnуа ѕреrmаku аku mеrаѕаkаn kеtеgаngаn уаng luаr biаѕа bаhkаn lеbih hеbаt dаri уаng tаdi,… kаki Ajeng kаku dаn mеlingаkаr раdа kаkiku dаn еrаngаnnуа ѕеmаkin kеrаѕ dаn binаl. Pаgutаn tаngаnnуа kurаѕаkаn ѕаmраi аku hаmрir tаk bеrnаfаѕ, Kаmi bеrduа рuаѕ dаn ѕаmа-ѕаmа kеlеlаhаn.

Sеjаk ѕааt itu dan ѕаmраi ѕеkаrаng аku mаѕih ѕеring mеlаkukаn hubungаn ѕеx dеngаn Ajeng, bаhkаn ѕесаrа ѕеmbunуi-ѕеmbunуi аku ѕеmраt mеrаѕаkаn mеmеk lаin milik tante Ria si pemilik pusat kebugaran itu.

Kamis, 16 Februari 2017

Kisah Aku Dan Guru Bahasa Inggris Ku Yang Tidak Akan Dilupakan

By On 2/16/2017 03:31:00 AM
cdewasa18.blogspot.com - Orang lebih banyak mengenalku sebagai Priambudhy Saktiaji, jadi kawan-kawan memanggilku Budhy. Aqu tinggal di Bogor, sebelah selatan Jakarta. Tinggiku sekitar 167 cm, bentuk wajahku tak mengecewakan, imut-imut kalau kawan-kawan perempuanku bilang. Langsung saja aku mulai dgn pengalaman pertama ku ‘making love’ (ML) atau bercinta dgn seorang perempuan. Kejadiannya waktu aqu masih kelas dua SMA (sekarang SMU).




Waktu itu sedang musim ujian, sehingga kami di awasi oleh guru2 dari kelas yg lain. Kebetulan yg mendapat bagian mengawasi kelas tempatku ujian adalah seorang guru yg bernama Ibu Meity, usianya terbilang cukup muda, sekitar 25 tahunan. Tinggi tubuhnya sekitar 155 cm. Kulitnya putih bersih, hidungnya mancung, bentuk wajahnya oval dgn rambut hitam lurus yg di potong pendek sebatas leher, sehingga memperlihatkan lehernya yg jenjang.
Yg membuatku sangat tertarik adalah tonjolan dua bukit buah dadanya yg cukup besar, bokongnya yg sexy dan bergoyang pada waktu dia berjalan. Aqu sering mencuri pandang padanya dengan tatapan mata yg tajam, ke arah meja yg didudukinya. Kadang, tak tahu sengaja atau tak, dia balas menatapku sembari tersenyum kecil. Hal itu membuatku berdebar-debar tak menentu. Bahkan pada kesempatan lain, sembari menatapku dan memasang senyumnya, dia dgn sengaja menyilangkan kakinya, sehingga menampakkan paha dan betisnya yg mulus.
Di waktu yg lain dia bahkan sengaja menarik roknya yg sudah pendek (di atas lutut, dgn belahan disamping), sembari memandangi wajahku, sehingga aqu bisa melihat lebih dalem, ke arah selangkangannya. Terlihat gundukan kecil di tengah, dia memakai celana dalem berbahan katun berwarna putih. Aqu sedikit terkejut dan sedikit melotot dgn ‘show’ yg sedang dilakukannya. Aqu memandang sekelilingku, memastikan apa ada kawan-kawanku yg lain yg juga melihat pada pertunjukan kecil tersebut. Ternyata mereka semua sedang sibuk mengerjakan soal-soal ujian dgn serius.
Aqu kembali memandang ke arah Ibu Meity, dia masih memandangku sembari tersenyum nakal. Aqu membalas senyumannya sembari mengacungkan jempolku, kemudian aqu teruskan mengerjakan soal-soal ujian di mejaqu. Tentu saja dgn sekali-kali melihat ke arah meja Ibu Meity yg masih setia menyilangkan kakinya dan menurunkannya kembali, sedemikian rupa, sehingga memperlihatkan dgn jelas selangkangannya yg indah.
Sekitar 30 menit sebelum waktu ujian berakhir, aqu bangkit dan berjalan ke depan untuk menyerahkan kertas-kertas ujianku kepada Ibu Meity.
“Sudah selasai?” katanya sembari tersenyum.
“Sudah, bu….” jawabku sembari membalas senyumnya.
“Kamu suka dgn yg kamu lihat tadi?” dia bertanya mengagetkanku. Aqu menganggukkan kepalaqu, kami melaqukan semua pembicaraan dgn berbisik-bisik.
“Apa saya boleh melihatnya lagi nanti?” kataqu memberanikan diri, masih dgn berbisik.
“Kita ketemu nanti di depan sekolah, setelah ujian hari ini selesai, ok?” katanya sembari tersenyum simpul. Senyum yg menggetarkan hatiku dan membuat tubuhku jadi panas dingin.
Siang itu di depan gerbang sekolah, sembari menenteng tasnya, bu Meity mendekati tempatku berdiri dan berkata,
“Bud, kamu ikuti saya dari belakang” Aqu mengikutinya, sembari menikmati goyangan pinggul dan pantatnya yg aduhai. Ketika kami sudah jauh dari lingkungan sekolah dan sudah tak terlihat lagi anak-anak sekolah di sekitar kami, dia berhenti, menungguku sampai di sampingnya. Kami berjalan beriringan.
“Kamu benar-benar ingin melihat lagi?” tanyanya memecah kesunyian.
“Lihat apa bu?” jawabku berpura-pura lupa, pada permintaanku sendiri sewaktu di kelas tadi pagi.
“Ah, kamu, suka pura-pura…” Katanya sembari mencubit pinggangku pelan. Aqu tak berusaha menghindari cubitannya, malah aqu pegang telapak tangannya yg halus dan meremasnya dgn gemas. bu Meity balas meremas tanganku, sembari memandangiku lekat-lekat.
Akhirnya kami sampai pada satu rumah kecil, sedikit jauh dari rumah-rumah lain. Sepertinya rumah kontrakan, karena tak terlihat tambahan ornamen bangunan pada rumah tersebut. Bu Meity membuka tasnya, mengeluarkan kunci dan membuka pintu.
“Bud, masuklah. Lepas sepatumu di dalem, tutup dan kunci kembali pintunya!” Perintahnya cepat. Aqu turuti permintaannya tanpa banyak bertanya. Begitu sampai di dalem rumah, bu Meity menaruh tasnya di sebuah meja, masuk ke kamar tanpa menutup pintunya.
Aqu hanya melihat, ketika dgn santainya dia melepaskan kancing bajunya, sehingga memperlihatkan BH-nya yg juga terbuat dari bahan katun berwarna putih, buah dadanya yg putih dan sedikit besar seperti tak tertampung dan mencuat keluar dari BH tersebut, membuatnya semakin sexy, kemudian dia memanggilku.
“Bud, tolong dong, lepasin pengaitnya…” katanya sembari membelakangiku. Aqu buka pengait tali BH-nya, dgn wajah panas dan hati berdebar-debar. Setelah BH-nya terlepas, dia membuka lemari, mengambil sebuah kaos T-shirt berwarna putih, kemudian memakainya, masih dgn posisi membelakangiku. T-shirt tersebut terlihat sangat ketat membungkus tubuhnya yg wangi.
Kemudian dia kembali meminta tolong padaqu, kali ini dia minta dibukakan risleting roknya! Aqu kembali dibuatnya berdebar-debar dan yg paling parah, aqu mulai merasa selangkanganku basah. Kemaluanku berontak di dalem celana dalem yg rangkap dgn celana panjang SMA ku. Ketika dia membelakangiku, dgn cepat aqu memperbaiki posisi kemaluanku dari luar celana agar tak terjepit. Kemudian aqu buka risleting rok ketatnya. Dgn perlahan dia menurunkan roknya, sehingga posisinya menungging di depanku. Aqu memandangi pantatnya yg sexy dan sekarang tak terbungkus rok, hanya mengenakan celana dalem putihnya, tanganku meraba pantat bu Meity dan sedikit meremasnya, gemas.
“Udah nggak sabar ya, Bud?” Kata bu Meity.
“Maaf, bu, habis bokong ibu sexy banget, jadi gemes saya….”
“Kalo di sini jangan panggil saya ‘bu’ lagi, panggil ‘teteh’ aja ya?”
“Iya bu, eh, teh Meity”
Konsentrasiku buyar melihat pemandangan di hadapanku waktu ini, bu Meity dgn kaos T-shirt yg ketat, tanpa BH, sehingga puting buah dadanya mencuat dari balik kaos putihnya, pusarnya yg sexy tak tertutup, karena ukuran kaos T-shirt-nya yg pendek, celana dalem yg tadi pagi aqu lihat dari jauh sekarang aqu bisa lihat dgn jelas, gundukan di selangkangannya membuatku menelan ludah, pahanya yg putih mulus dan ramping membuat semuanya serasa dalem mimpi.
“Gimana Bud, suka nggak kamu?” Katanya sembari berkcak pinggang dan meliuk-liukkan pinggulnya.
“Kok kamu jadi bengong, Bud?” Lanjutnya sembari menghampiriku.

Aqu terdiam terpaqu memandanginya ketika dia memeluk leherku dan mencium bibirku, pada awalnya aqu kaget dan tak bereaksi, tapi tak lama. Kemudian aqu balas ciuman-ciumannya, dia melumat bibirku dgn raqusnya, aqu balas lumatannya.
“Mmmmmmmmmhhhhhhhhhhh….” Gumamnya ditengah ciuman-ciuman kami. Tak lama kemudian tangan kanannya mengambil tangan kiriku dan menuntun tanganku ke arah buah dadanya, aqu dgn cepat menanggapi apa maunya, kuremas-remas dgn lembut buah dadanya dan kupelintir putingnya yg mulai mengeras.
“Mmmmhhhh….mmmmmhhhhh” Kali ini dia merintih nikmat.
Aqu usap-usap punggungnya, turun ke pinggangngya yg tak tertutup oleh kaos T-shirtnya, aqu lanjutkan mengusap dan meremas-remas pantatnya yg padat dan sexy, lalu kulanjutkan dgn menyelipkan jari tengahku ke belahan pantatnya, kugesek-gesek kearah dalem sehingga aqu bisa menyentuh bibir kemaluannya dari luar celana dalem yg dipakainya. Ternyata celana dalemnya sudah sangat basah.
Sementara ciuman kami, berubah menjadi saling kulum lidah masing-masing bergantian, kadang-kadang tangannya menjambaki rambutku dgn gemas, tangannya yg lain melepas kancing baju sekolahku satu per satu. Aqu melepas pagutanku pada bibirnya dan membantunya melepas bajuku, kemudian kaos dalem ku, ikat pinggangku, aqu perosotkan celana panjang abu-abuku dan celana dalem putihku sekaligus. Bu Meity pun melakukan hal yg sama, dgn sedikit terburu-buru melepas kaos T-shirtnya yg baru dia pakai beberapa waktu yg lalu, dia perosotkan celana dalem putihnya, sehingga sekarang dia sudah telanjang bulat.
Tubuhnya yg putih mulus dan sexy sangat menggiurkan. Hampir bersamaan kami selesai menelanjangi tubuh kami masing-masing, ketika aqu menegakkan tubuh kembali, kami berdua sama-sama terpaqu sejenak. Aqu terpaqu melihat tubuh polosnya tanpa sehelai benangpun. Aqu sudah sering melihat tubuh telanjang, tetapi secara langsung dan berhadap-hapan baru kali itu aqu mengalaminya.
Buah dadanya yg sudah mengeras tampak kencang, ukurannya melebihi telapak tanganku, sejak tadi aqu berusaha meremas seluruh bulatan itu, tapi tak pernah berhasil, karena ukurannya yg cukup besar. Perutnya rata tak tampak ada bagian yg berlemak sedikitpun. Pinggangnya ramping dan membulat sangat sexy. Selangkangannya di tumbuhi rambut-rambut yg sengaja tak dicukur, hanya tumbuh sedikit di atas kemaluannya yg mengkilap karena basah.
Tubuh telanjang yg pernah aqu lihat paling-paling dari gambar-gambar porno, blue film atau paling nyata tubuh ABG tetanggaqu yg aqu intip kamarnya, sehingga tak begitu jelas dan kulaqukan cepat-cepat karena taqut ketahuan. Kebiasaan mengintipku tak berlangsung lama karena pada dasarnya aqu tak suka mengintip.
Sementara bu Meity memandang lekat kemaluanku yg sudah tegang dan mengeras, pangkalnya di tumbuhi rambut-rambut kasar, bahkan ada banyak rambut yg tumbuh di gagang kemaluanku. Ukurannya cukup besar dan panjangnya belasan centi. “Bud, punyamu lumayan juga, besar dan panjang, ada rambutnya lagi di gagangnya” katanya sembari menghampiriku.
Jarak kami tak begitu jauh sehingga dgn cepat dia sudah meraih kemaluanku, sembari berlutut dia meremas-remas gagang kemaluanku sembari mengocok-ngocoknya lembut dan berikutnya kepala kemaluanku sudah dikulumnya. Tubuhku mengejang mendapat emutan seperti itu.
“Oooohhhh…. enak teh….” rintihku pelan. Dia semakin bersemangat dgn kuluman dan kocokan-kocokannya pada kemaluanku, sementara aqu semakin blingsatan akibat perbuatannya itu. Kadang dimasukkannya kemaluanku sampai ke dalem tenggorokannya. Kepalanya dia maju mundurkan, sehingga kemaluanku keluar masuk dari mulutnya, sembari dihisap-hisap dgn raqus.
Aqu semakin tak tahan dan akhirnya…, jebol juga pertahananku. Air maniqu menyemprot ke dalem mulutnya yg langsung dia sedot dan dia telan, sehingga tak ada satu tetespun yg menetes ke lantai, memberiku sensasi yg luar biasa. Rasanya jauh lebih nikmat daripada waktu aqu masturbasi.
“Aaaahhhh… ooooohhhhh…. teteeeeehhhhh!” Teriakku tak tertahankan lagi.
“Gimana? enak Bud?” Tanyanya setelah dia sedot tetesan terakhir dari kemaluanku.
“Enak banget teh, jauh lebih enak daripada ngocok sendiri” jawabku puas.
“Gantian dong teh, saya pengen ngerasain punya teteh” lanjutku sedikit memohon.
“Boleh…,” katanya sembari menuju tempat tidur, kemudian dia merebahkan dirinya di atas ranjang yg rendah, kakinya masih terjulur ke lantai. Aqu langsung berlutut di depannya, kuciumi selangkangannya dgn bibirku, tanganku meraih kedua buah dadanya, kuremas-remas lembut dan kupelintir pelan puting buah dadanya yg sudah mengeras.
Dia mulai mengeluarkan rintihan-rintihan perlahan. Sementara mulutku menghisap, memilin, menjilat kemaluannya yg semakin lama semakin basah. Aqu permainkan klitorisnya dgn lidahku dan ku emut-emut dgn bibirku.
“Aaaaaahhhhh… ooooohhhhhh, Buuuuddddhyyyyy…, aqu sudah tak tahan, aaaaauuuuuhhhhhh!” Rintihannya semakin lama semakin keras.
Aqu sedikit kuatir kalau ada tetangganya yg mendengar rintihan-rintihan nikmat tersebut. Tetapi karena aqu juga didera nafsu, sehingga akhirnya aqu tak terlalu memperdulikannya. Hingga satu waktu aqu merasakan tubuhnya mengejang, kemudian aqu merasakan semburan cairan hangat di mulutku, aqu hisap sebisaqu semuanya, aqu telan dan aqu nikmati dgn raqus, tetes demi tetes. Kakinya yg tadinya menjuntai ke lantai, kini kedua pahanya mengapit kepalaqu dgn ketat, kedua tangannya menekan kepalaqu supaya lebih lekat lagi menempel di selangkangannya, membuatku sulit bernafas. Tanganku yg sebelumnya bergerilya di kedua buah dadanya kini meremas-remas dan mengusap-usap pahanya yg ada di atas pundakku.
“Bud, kamu hebat, bikin aqu klimaks sampai kelojotan begini, belajar darimana?” Tanyanya. Aqu tak menjawab, hanya tersenyum. Aqu memang banyak membaca tentang hubungan seksual, dari majalah, buku dan internet. Sementara itu kemaluanku sudah sejak tadi menegang lagi karena terangsang dgn rintihan-rintihan nikmatnya bu Meity. Aqupun berdiri, memposisikan kemaluanku didepan mulut kemaluannya yg masih berkedut dan tampak basah serta licin itu.
“Aqu masukin ya teh?” Tanyaqu, tanpa menunggu jawaban darinya, aqu melumat bibirnya yg merekah menanti kedatangan bibirku.
“Oooohhhh…” rintihnya,
“Aaaahhhh…” kubalas dgn rintihan yg sama nikmatnya, ketika kemaluanku menembus masuk ke dalem kemaluannya, hilanglah keperjakaanku.
Kenikmatan tiada tara aqu rasakan, ketika gagang kemaluanku masuk seluruhnya, bergesekan dgn dinding kemaluan yg lembut, hingga ke pangkalnya. Bu Meity merintih semakin kencang ketika rambut kemaluanku yg tumbuh di gagang kemaluanku menggesek bibir kemaluan dan klitorisnya, matanya setengah terpejam mulutnya menganga, nafasnya mulai tersenggal-senggal.
“Ahh-ahh-ahh auuuu!” Kutarik lagi kemaluanku perlahan, sampai kepalanya hampir keluar. Kumasukkan lagi perlahan, sementara rintihannya selalu di tambah teriakan kecil, setiap kali pangkal gagang kemaluanku menghantam bibir kemaluan dan klitorisnya. Gerakanku semakin lama semakin cepat, bibirku bergantian antara melumat bibirnya, atau menghisap puting buah dadanya kiri dan kanan. Teriakan-teriakannya semakin menggila, kepalanya dia tolehkan kekiri dan kekanan membuatku hanya bisa menghisap puting buah dadanya saja, tak bisa lagi melumat bibirnya yg sexy.
Sementara itu pinggulnya dia angkat setiap kali aqu menghunjamkan kemaluanku ke dalem kemaluannya yg kini sudah sangat basah, sampai akhirnya,
“Buuudddhhyyyyyy…. aqu mau keluar lagiiiiii… oooohhhhhh… aaahhhhh” teriakannya semakin kacau.
Aqu memperhatikan dgn puas, waktu dia mengejan seperti menahan sesuatu, kemaluannya kembali banjir seperti waktu dia klimaks di mulutku. Aqu memang sengaja mengontrol diriku untuk tak klimaks, hal ini aqu pelajari dgn seksama, meskipun aqu belum pernah melaqukan ML sebelum itu. Bu Meity sendiri heran dgn kemampuan kontrol diriku.
Setelah dia melambung dgn klimaks-klimaksnya yg menyusul, aqu cabut kemaluanku yg masih perkasa dan keras. Aqu memberinya waktu beberapa waktu untuk mengatur nafasnya. Kemudian aqu memintanya menungging, dia dgn senang hati melaqukannya. Kembali kami tenggelam dalem permainan yg panas.
Sekali lagi aqu membuatnya mendapatkan klimaks yg berkepanjangan seakan tiada habisnya, aqu sendiri karena sudah cukup lelah, kupercepat gerakanku untuk mengejar ketinggalanku menuju puncak kenikmatan. Akhirnya menyemburlah air maniqu, yg sejak tadi aqu tahan, saking lemasnya dia dgn pasrah tengkurap diatas perutnya, aqu menjatuhkan diriku berbaring di sebelahnya.
Sejak kejadian hari itu, aqu sudah tak lagi melaqukan masturbasi, kami ML setiap kali kami menginginkannya. Ketika aqu tanya mengapa dia memilihku, dia menjawab, karena aqu mirip dgn pacar pertamanya, yg membuatnya kehilangan mahkotanya, sewaktu masih SMA. Tapi bedanya, katanya lagi, aqu lebih tahan lama waktu bercinta (bukan GR lho). Waktu kutanya, apa tak taqut hamil?, dgn santai dia menjawab, bahwa dia sudah rutin disuntik setiap 3 bulan.

Jumat, 10 Februari 2017

Pertama Kalinya Aku Merasakan Nikmatnya Hubungan Seks

By On 2/10/2017 02:47:00 AM
cdewasa18.blogspot.com - Namaku Rini, usiaku sekarang 18 tahun, aku bersekolah di sebuah SMA yang termasuk besar di Jakarta. Kali ini akan kuceritakan tentang cerita panasku. Pengalaman ketika aku baru masuk SMA dan belum tahu apapun tentang yang namanya seks.


Oh ya, kata temen-temen sih aku memiliki wajah yang cantik, dengan rambut sebahu, kulitku kuning langsat, tinggi 163 cm, dengan tubuh yang langsing dan seksi. Aku ingin menceritakan pengalaman dewasa yang pertama justru dari teman baik ayahku sendiri.
Peristiwa yang tak layak dilakukan ini yang disebut juga cerita panas ini terjadi ketika aku baru saja akan masuk SMA, ketika aku masih tinggal di Yogya. Teman ayah itu bernama Om Bayu dan aku sendiri memanggilnya Om. Karena hubungan yang sudah sangat dekat dengan Om Bayu, ia sudah dianggap seperti saudara sendiri di rumahku.
Om Bayu wajahnya sangat tampan, wajahnya tampak jauh lebih muda dari ayahku, karena memang usianya berbeda agak jauh. Usia Om Bayu ketika itu sekitar 28 tahun. Selain tampan, Om Bayu memiliki tubuh yang tinggi tegap dengan dada yang bidang.
Kejadian ini bermula ketika liburan semester. Waktu itu kedua orang tuaku harus pergi ke Madiun karena ada perayaan pernikahan saudara. Karena kami dan Om Bayu cukup dekat, maka aku minta kepada orang tuaku untuk menginap saja di rumah Om Bayu yang tidak jauh dari rumahku selama 5 hari itu.
Om Bayu sudah menikah, tetapi belum punya anak. Istrinya adalah seorang karyawan perusahaan swasta, sedangkan Om Bayu tidak mempunyai pekerjaan tetap. Dia adalah seorang makelar mobil. Hari-hari pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil bercanda-ria, setelah istri Om Bayu pergi ke kantor.
Om Bayu sendiri karena katanya tidak ada order untuk mencari mobil, jadi tetap di rumah sambil menunggu telepon kalau-kalau ada langganannya yang mau mencari mobil. Untuk melewatkan waktu, sering juga kami bermain bermacam permainan seperti halma atau monopoli, karena memang Om Bayu orangnya sangat pintar bergaul dengan siapa saja.
Ketika suatu hari, setelah makan siang, tiba-tiba Om Bayu berkata kepadaku, “Rin… kita main dokter-dokteran yuk.., sekalian Rini, Om periksa beneran, mumpung gratis”. Memang kata ayah dahulu Om Bayu pernah kuliah di fakultas kedokteran, namun putus di tengah jalan karena menikah dan kesulitan biaya kuliah.
“Ayoo…”, sambutku dengan polos tanpa curiga.
Kemudian Om Bayu mengajakku ke kamarnya, lalu mengambil sesuatu dari lemarinya, rupanya ia mengambil stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya ketika kuliah dulu.
“Nah Rin, kamu buka deh bajumu, terus tiduran di ranjang”.
Mula-mula aku agak ragu-ragu. Tapi setelah melihat mukanya yang bersungguh-sungguh akhirnya aku menurutinya.
“Baik Om”, kataku, lalu aku membuka kaosku, dan mulai hendak berbaring.
Namun Om Bayu bilang, “Lho… BH-nya sekalian dibuka dong.. biar Om gampang meriksanya”.
Aku yang waktu itu masih polos, dengan lugunya aku membuka BH-ku, sehingga kini terlihatlah buah dadaku yang masih mengkal.
“Wah… kamu memang benar-benar cantik Rin…”, kata Om Bayu.
Kulihat matanya tak berkedip memandang buah dadaku dan aku hanya tertunduk malu.
Setelah telentang di atas ranjang, dengan hanya memakai rok mini saja, Om Bayu mulai memeriksaku. Mula-mula ditempelkannya stetoskop itu di dadaku, rasanya dingin, lalu Om Bayu menyuruhku bernafas sampai beberapa kali, setelah itu Om Bayu mencopot stetoskopnya. Kemudian sambil tersenyum kepadaku, tangannya menyentuh lenganku, lalu mengusap-usapnya dengan lembut.
“Waah… kulit kamu halus ya, Rin… kamu pasti rajin merawatnya”, katanya.
Aku diam saja, aku hanya merasakan sentuhan dan usapan lembut Om Bayu. Kemudian usapan itu bergerak naik ke pundakku. Setelah itu tangan Om Bayu merayap mengusap perutku. Aku hanya diam saja merasakan perutku diusap-usapnya, sentuhan Om Bayu benar-benar terasa lembut.
Dan lama-kelamaan terus terang aku mulai jadi agak terangsang oleh sentuhannya, sampai-sampai bulu tanganku merinding dibuatnya. Lalu Om Bayu menaikkan usapannya ke pangkal bawah buah dadaku yang masih mengkal itu, mengusap mengitarinya, lalu mengusap buah dadaku.
Ih… baru kali ini aku merasakan yang seperti itu, rasanya halus, lembut, dan geli, bercampur menjadi satu. Namun tidak lama kemudian, Om Bayu menghentikan usapannya. Dan aku kira… yah hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian om Bayu bergerak ke arah kakiku.
“Nah.. sekarang Om periksa bagian bawah yah…”, katanya.
Setelah diusap-usap seperti tadi yang terus terang membuatku agak terangsang, aku hanya bisa mengangguk pelan saja. Saat itu aku masih mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba Om Bayu menarik dan meloloskan celana dalamku. Tentu saja aku keget setengah mati.
“Ih… Om kok celana dalam Rini dibuka…?”, kataku dengan gugup.
“Lho… kan mau diperiksa.. pokoknya Rini tenang aja…”, katanya dengan suara lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum Om Bayu penuh dengan maksud tersembunyi. Tetapi saat itu aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa.
Setelah celana dalamku diloloskan oleh Om Bayu, dia duduk bersimpuh di hadapan kakiku. Matanya tak berkedip menatap vaginaku yang masih mungil, dengan bulu-bulunya yang masih sangat halus dan tipis. Lalu kedua kakiku dinaikkan ke pahanya, sehingga pahaku menumpang di atas pahanya. Lalu Om Bayu mulai mengelus-elus betisku, halus dan lembut sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan-lahan meraba-raba pahaku bagian atas, lalu ke paha bagian dalam. Hiii… aku jadi merinding rasanya.
“Ooomm…”, suaraku lirih.
“Tenang sayang.. pokoknya nanti kamu merasa nikmat…”, katanya sambil tersenyum.
Om Bayu lalu mengelus-elus selangkanganku, perasaanku jadi makin tidak karuan rasanya. Kemudian dengan jari telunjuknya yang besar, Om Bayu menggesekkannya ke bibir vaginaku dari bawah ke atas.
“Aahh… Oooomm…”, jeritku lirih.
“Sssstt… hmm… nikmat.. kan…?”, katanya.
Mana mampu aku menjawab, malahan Om Bayu mulai meneruskan lagi menggesekkan jarinya berulang-ulang. Tentu saja ini membuatku makin tidak karuan, aku menggelinjang-gelinjang, menggeliat-geliat kesana kemari.
“Ssstthh… aahh… Ooomm… aahh…”, eranganku terdengar lirih, dunia serasa berputar-putar, kesadaranku bagaikan terbang ke langit. Vaginaku rasanya sudah basah sekali karena aku memang benar-benar sangat terangsang sekali.
Setelah Om Bayu merasa puas dengan permainan jarinya, dia menghentikan sejenak permainannya itu, tapi kemudian wajahnya mendekati wajahku. Aku yang belum berpengalaman sama sekali, dengan pikiran yang antara sadar dan tidak sadar, hanya bisa melihatnya pasrah tanpa mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Wajahnya semakin dekat, kemudian bibirnya mendekati bibirku, lalu ia mengecupku dengan lembut, rasanya geli, lembut, dan basah.

Namun Om Bayu bukan hanya mengecup, ia lalu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya. Hiii… rasanya jadi makin geli… apalagi ketika lidah Om Bayu memancing lidahku, sehingga aku tidak tahu kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah Om Bayu saling bermain, membelit-belit, tentu saja aku jadi semakin nikmat kegelian.
Kemudian Om Bayu mengangkat wajahnya dan memundurkan badannya. Entah permainan apa lagi yang akan diperbuatnya pikirku, aku toh sudah pasrah. Dan eh… gila… tiba-tiba badannya dimundurkan ke bawah dan Om Bayu tengkurap diantara kedua kakiku yang otomatis terkangkang. Kepalanya berada tepat di atas kemaluanku dan Om Bayu dengan cepat menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku.
Kedua pahaku dipegangnya dan diletakkan di atas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit kepala Om Bayu. Aku sangat terkejut dan mencoba memberontak, akan tetapi kedua tangannya memegang pahaku dengan kuat, lalu tanpa sungkan-sungkan lagi Om Bayu mulai menjilati bibir vaginaku.
“Aaa… Ooomm…!”, aku menjerit, walaupun lidah Om Bayu terasa lembut, namun jilatannya itu terasa menyengat vaginaku dan menjalar ke seluruh tubuhku. Namun Om Bayu yang telah berpengalaman itu, justru menjilati habis-habisan bibir vaginaku, lalu lidahnya masuk ke dalam vaginaku, dan menari-nari di dalam vaginaku.
Lidah Om Bayu mengait-ngait kesana kemari menjilat-jilat seluruh dinding vaginaku. Tentu saja aku makin menjadi-jadi, badanku menggeliat-geliat dan terhentak-hentak, sedangkan kedua tanganku mencoba mendorong kepalanya dari kemaluanku. Akan tetapi usahaku itu sia-sia saja, Om Bayu terus melakukan aksinya dengan ganas. Aku hanya bisa menjerit-jerit tidak karuan.
“Aahh… Ooomm… jaangan… jaanggann… teeerruskaan… ituu… aa… aaku… nndaak… maauu.. geellii… stooopp… tahaann… aahh!”.
Aku menggelinjang-gelinjang seperti kesurupan, menggeliat kesana kemari antara mau dan tidak. Biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa geli bercampur dengan kenikmatan yang teramat sangat mendominasi seluruh badanku.
Om Bayu dengan kuat memeluk kedua pahaku diantara pipinya, sehingga walaupun aku menggeliat kesana kemari namun Om Bayu tetap mendapatkan yang diinginkannya. Jilatan-jilatan Om Bayu benar-benar membuatku bagaikan orang lupa daratan. Vaginaku sudah benar-benar banjir dibuatnya.
Hal ini membuat Om Bayu menjadi semakin liar, ia bukan cuma menjilat-jilat, bahkan menghisap, menyedot-nyedot vaginaku. Cairan lendir vaginaku bahkan disedot Om Bayu habis-habisan. Sedotan Om Bayu di vaginaku sangat kuat, membuatku jadi semakin kelonjotan.
Kemudian Om Bayu sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya ia membuka bibir vaginaku, lalu disorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu tidak tahu apa maksud Om Bayu, rupanya Om Bayu mengincar clitorisku. Dia menjulurkan lidahnya lalu dijilatnya clitorisku.
“Aahh…”, tentu saja aku menjerit keras sekali. Aku merasa seperti kesetrum karena ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aku merasakannya, aku sampai mengangkat pantatku. Om Bayu malah menekan pahaku ke bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati clitorisku sambil dihisap-hisapnya.
“Aa… Ooomm… aauuhh… aahh… !”, jeritku semakin menggila.
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang teramat sangat, yang ingin keluar dari dalam vaginaku, seperti mau pipis, dan aku tak kuat menahannya, namun Om Bayu yang sepertinya sudah tahu, malahan menyedot clitorisku dengan kuatnya.
“Ooomm… aa… !”, tubuhku terasa tersengat tegangan tinggi, seluruh tubuhku menegang, tak sadar kujepit dengan kuat pipi Om Bayu dengan kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar bersamaan dengan keluarnya cairan vaginaku banyak sekali, dan tampaknya Om Bayu tidak menyia-nyiakannya. Disedotnya vaginaku, dihisapnya seluruh cairan vaginaku. Tulang-tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku terasa lemas sekali. Aku tergolek lemas.
Om Bayu kemudian bangun dan mulai melepaskan pakaiannya. Aku, yang baru pertama kali mengalami orgasme, merasakan badanku lemas tak bertenaga, sehingga hanya bisa memandang saja apa yang sedang dilakukan oleh Om Bayu.
Mula-mula Om Bayu membuka kemejanya yang dilemparkan ke sudut kamar, kemudian secara cepat dia melepaskan celana panjangnya, sehingga sekarang dia hanya memakai CD saja. Aku agak ngeri juga melihat badannya yang tinggi besar itu tidak berpakaian.
Akan tetapi ketika tatapan mataku secara tak sengaja melihat ke bawah, aku sangat terkejut melihat tonjolan besar yang masih tertutup oleh CD-nya, mencuat ke depan. Kedua tangan Om Bayu mulai menarik CD-nya ke bawah secara perlahan-lahan, sambil matanya terus menatapku.
Pada waktu badannya membungkuk untuk mengeluarkan CD-nya dari kedua kakinya, aku belum melihat apa-apa, akan tetapi begitu Om Bayu berdiri tegak, darahku mendadak serasa berhenti mengalir dan mukaku menjadi pucat karena terkejut melihat benda yang berada diantara kedua paha atas Om Bayu. Benda tersebut bulat, panjang dan besar dengan bagian ujungnya yang membesar bulat berbentuk topi baja tentara.
Benda bulat panjang tersebut berdiri tegak menantang ke arahku, panjangnya kurang lebih 18 cm dengan lingkaran sebesar 4 cm bagian batangnya dilingkarin urat yang menonjol berwarna biru, bagian ujung kepalanya membulat besar dengan warna merah kehitam-hitaman mengkilat dan pada bagian tengahnya berlubang dimana terlihat ada cairan pada ujungnya. Rupanya begitu yang disebut kemaluan laki-laki, tampaknya menyeramkan. Aku menjadi ngeri, sambil menduga-duga, apa yang akan dilakukan Om Bayu terhadapku dengan kemaluannya itu.
Melihat ekspresi mukaku itu, Om Bayu hanya tersenyum-senyum saja dan tangan kirinya memegang batang kemaluannya, sedangkan tangan kanannya mengelus-elus bagian kepala kemaluannya yang kelihatan makin mengkilap saja. Om Bayu kemudian berjalan mendekat ke arahku yang masih telentang lemas di atas tempat tidur.
Kemudian Om Bayu menarik kedua kakiku, sehingga menjulur ke lantai sedangkan pantatku berada tepat di tepi tempat tidur. Kedua kakiku dipentangkannya, sehingga kedua pahaku sekarang terbuka lebar. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena badanku masih terasa lemas. Mataku hanya bisa mengikuti apa yang sedang dilakukan oleh Om Bayu.
Kemudian dia mendekat dan berdiri tepat diantara kedua pahaku yang sudah terbuka lebar itu. Dengan berlutut di lantai di antara kedua pahaku, kemaluannya tepat berhadapan dengan kemaluanku yang telah terpentang itu. Tangan kirinya memegang pinggulku dan tangan kanannya memegang batang kemaluannya.
Kemudian Om Bayu menempatkan kepala kemaluannya pada bibir kemaluanku yang belahannya kecil dan masih tertutup rapat. Kepala kemaluannya yang besar itu mulai digosok-gosokannya sepanjang bibir kemaluanku, sambil ditekannya perlahan-lahan.
Suatu perasaan aneh mulai menjalar ke keseluruhan tubuhku, badanku terasa panas dan kemaluanku terasa mulai mengembung. Aku agak menggeliat-geliat kegelian atas perbuatan Om Bayu itu dan rupanya reaksiku itu makin membuat Om Bayu makin terangsang. Dengan mesra Om Bayu memelukku, lalu mengecup bibirku.
“Gimana Rin… nikmat kan…?”, bisik Om Bayu mesra di telingaku, namun aku sudah tak mampu menjawabnya. Nafasku tinggal satu-satu, aku hanya bisa mengangguk sambil tersipu malu. Aku sudah tidak berdaya diperlakukan begini oleh Om Bayu dan tidak pernah kusangka, karena melakukan hubungan seks dengan om dimana sehari-hari Om Bayu sangat sopan dan ramah.
Selanjutnya tangan Om Bayu yang satu merangkul pundakku dan yang satu di bawah memegang penisnya sambil digosok-gosokkan ke bibir kemaluanku. Hal ini makin membuatku menjadi lemas ketika merasakan kemaluan yang besar menyentuh bibir kemaluanku.
Aku merasa takut tapi kalah dengan nikmatnya permainan Om Bayu dalam melakukan hubungan seks, di samping pula ada perasaan bingung yang melanda pikiranku. Kemaluan Om Bayu yang besar itu sudah amat keras dan kakiku makin direnggangkan oleh Om Bayu sambil salah satu dari pahaku diangkat sedikit ke atas.
Aku benar-benar setengah sadar dan pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa. Kepala kemaluannya mulai ditekan masuk ke dalam lubang kemaluanku dan dengan sisa tenaga yang ada, aku mencoba mendorong badan Om Bayu untuk menahan masuknya kemaluannya itu, tapi Om Bayu bilang tidak akan dimasukkan semua cuma ditempelkan saja. Saya membiarkan kemaluannya itu ditempelkan di bibir kemaluanku.
Tapi selang tak lama kemudian perlahan-lahan kemaluannya itu ditekan-tekan ke dalam lubang vaginaku, sampai kepala penisnya sedikit masuk ke bibir dan lubang vaginaku. Kemaluanku menjadi sangat basah, dengan sekali dorong kepala penis Om Bayu ini masuk ke dalam lubang vaginaku.
Gerakan ini membuatku terkejut karena tidak menyangka Om Bayu akan memasukan penisnya ke dalam kemaluanku seperti apa yang dikatakan olehnya. Sodokan penis Om Bayu ini membuat kemaluanku terasa mengembang dan sedikit sakit.
Seluruh kepala penis Om Bayu sudah berada di dalam lubang kemaluanku dan selanjutnya Om Bayu mulai menggerakkan kepala penisnya masuk dan keluar dan selang sesaat aku mulai menjadi biasa lagi. Perasaan nikmat mulai menjalar ke seluruh tubuhku, terasa ada yang mengganjal dan membuat kemaluanku serasa penuh dan besar.

Tanpa sadar dari mulutku keluar suara, “Ssshh… ssshh… aahh… ooohh… Ooomm… Ooomm… eennaak… eennaak… !”
Aku mulai terlena saking nikmatnya melakukan hubungan seks dan pada saat itu, tiba-tiba Om Bayu mendorong penisnya dengan cepat dan kuat, sehingga penisnya menerobos masuk lebih dalam lagi dan merobek selaput daraku dan akupun menjerit karena terasa sakit pada bagian dalam vaginaku oleh penis Om Bayu yang terasa membelah kemaluanku.
“Aadduuhh… saakkiiitt… Ooomm… sttooopp… sttooopp… jaangaan… diterusin”, aku meratap dan kedua tanganku mencoba mendorong badan Om Bayu, tapi sia-sia saja.
Om Bayu mencium bibirku dan tangannya yang lain mengelus-elus buah dadaku untuk menutupi teriakan dan menenangkanku. Tangannya yang lain menahan bahuku sehingga aku tidak dapat berkutik. Badanku hanya bisa menggeliat-geliat dan pantatku kucoba menarik ke atas tempat tidur untuk menghindari tekanan penis Om Bayu ke dalam liang vaginaku.
Tapi karena tangan Om Bayu menahan pundakku maka aku tidak dapat menghindari masuknya penis Om Bayu lebih dalam ke liang vaginaku. Rasa sakit masih terasa olehku dan Om Bayu membiarkan penisnya diam saja tanpa bergerak sama sekali untuk membuat kemaluanku terbiasa dengan penisnya yang besar itu.
“Om… kenapa dimasukkan semua… kan… janjinya hanya digosok-gosok saja?”, kataku dengan memelas, tapi Om Bayu tidak bilang apa-apa hanya senyum-senyum saja.
Aku merasakan kemaluan Om Bayu itu terasa besar dan mengganjal rasanya memadati seluruh relung-relung di dalam vaginaku. Serasa sampai ke perutku karena panjangnya penis Om Bayu tersebut. Waktu saya mulai tenang, Om Bayu kemudian mulai memainkan pinggulnya maju mundur sehingga penisnya memompa kemaluanku. Badanku tersentak-sentak dan menggelepar-gelepar, sedang dari mulutku hanya bisa keluar suara, “Ssshh… ssshh… ooohh… ooohh…”
Dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda keseluruh tubuhku. Bayangan hitam menutupi seluruh pandanganku. Sesaat kemudian kilatan cahaya serasa berpendar di mataku. Sensasi itu sudah tidak bisa dikendalikan lagi oleh pikiran normalku. Seluruh tubuhku diliputi sensasi yang siap meledak.
Buah dadaku terasa mengeras dan puting susuku menegang ketika sensasi itu kian menguat, membuat tubuhku terlonjak-lonjak di atas tempat tidur. Seluruh tubuhku meledak dalam sensasi, jari-jariku menggengam alas tempat tidur erat-erat. Tubuhku bergetar, mengejang, meronta di bawah tekanan tubuh Om Bayu ketika aku mengalami orgasme yang dahsyat.
Aku merasakan kenikmatan melakukan hubungan seks yang berdesir dari vaginaku, menghantarkan rasa nikmat ke seluruh tubuhku selama beberapa detik. Terasa tubuhku melayang-layang dan tak lama kemudian terasa terhempas lemas tak berdaya, tergeletak lemah di atas tempat tidur dengan kedua tangan yang terentang dan kedua kaki terkangkang menjulur di lantai.
Melihat keadaanku, Om Bayu makin terangsang dan semangat melakukan hubungan seks. Dengan ganasnya dia mendorong pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat sehingga seluruh batang penisnya terbenam dalam kemaluanku. Aku hanya bisa menggeliat lemah karena setiap tekanan yang dilakukannya, terasa clitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh batang penisnya yang besar dan berurat itu. Hal ini menimbulkan kegelian yang tidak terperikan.
Hampir sejam lamanya Om Bayu melakukan hubungan seks denganku sesuka hatinya. Dan selama melakukan hubungan seks itu pula aku beberapa kali mengalami orgasme. Dan setiap itu terjadi, selama 1 menit aku merasakan vaginaku berdenyut-denyut dan menghisap kuat penis Om Bayu, sampai akhirnya pada suatu saat Om Bayu berbisik dengan sedikit tertahan.
“Ooohh… Riiinn… Riiinnn… aakkuu… maau… keluar!.. Ooohh… aahh… hhmm… ooouuhh!”.
Tiba-tiba Om Bayu bangkit dan mengeluarkan penisnya dari vaginaku. Sedetik kemudian… cret… crett… crett… spermanya berloncatan dan tumpah tepat di atas perutku. Tangannya dengan gerakan sangat cepat mengocok-ngocok batang penisnya seolah ingin mengeluarkan semua spermanya tanpa sisa.
“Aahh…”, Om Bayu mendesis panjang dan kemudian menarik napas lega.
Dibersihkannya sperma yang tumpah di perutku. Setelah itu kami tergolek lemas sambil mengatur napas kami yang masih agak memburu sewaktu mendaki puncak kenikmatan tadi. Dipandanginya wajahku yang masih berpeluh untuk kemudian disekanya. Dikecupnya lembut bibirku dan tersenyum.
“Terima kasih sayang…”, bisik Om Bayu dengan mesra. Dan akhirnya aku yang sudah amat lemas terlelap di pelukan Om Bayu.
Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-benar merasa gamang. Perasaan-perasaan aneh berkecamuk dalam diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aku bangun dari tidurku Om Bayu telah berupaya menenangkanku dengan lembut.
Namun entah kenapa, setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aku jadi kepengin melakukan hubungan seks lagi. Memang kalau diingat-ingat sebenarnya nikmat juga sih melakukan hubungan seks. Jadi sepulang sekolah aku mampir ke rumah Om Bayu, tentu saja aku malu mengatakannya kalau sebenarnya aku ingin melakukan hubungan seks.
Aku hanya pura-pura ngobrol kesana kemari, sampai akhirnya Om Bayu menawarkan lagi untuk melakukan hubungan seks seperti dulu, barulah aku menjawabnya mau hubungan seks dengan mengangguk malu-malu. Begitulah kisah pengalamanku, ketika pertama kalinya aku merasakan kenikmatan hubungan seks.